Majukan Bisnis Mahasiswa, USK dan Universiti Utara Malaysia Jalin Kerjasama Strategis Universitas

Malaysia – Kepala Pusat Inkubator Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK), Iskandarsyah Madjid, bersama dengan Ketua Jurusan Manajemen FEB USK, A.Sakir, lakukan pertemuan yang sangat penting dengan Muhammad Iskandar Zulkarnain, yang menjabat sebagai Pengarah Jabatan Hal Ehwal Pelajar di Universiti Utara Malaysia (UUM), Kamis 12 Oktober 2023 di Kampus UUM, Perlis, Malaysia.

Pertemuan ini didampingi oleh Massudi Mahmuddin, seorang ilmuwan terkemuka di Kolej Sastra dan Sains UUM.

Pertemuan ini merupakan inisiatif yang menandai langkah awal dalam pengembangan bisnis yang dicanangkan oleh mahasiswa dari kedua universitas tersebut.

Tujuan utama dari kerjasama ini adalah untuk menciptakan sinergi yang kuat dalam pengembangan bisnis mahasiswa di kedua universitas.

Upaya sinergis ini akan mencakup berbagai aspek, termasuk teknologi, inovasi, manajemen, keuangan, serta pemahaman yang lebih baik tentang pasar bisnis. Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman, diharapkan kedua universitas dapat memberikan dukungan yang lebih kuat kepada mahasiswa yang tertarik pada dunia bisnis dan kewirausahaan.

Rencana implementasi dari kerjasama ini akan ditetapkan pada tanggal 29 November 2023. Pada tanggal tersebut, sebanyak 20 pengusaha mahasiswa yang sedang dibina oleh inkubator bisnis FEB-USK akan mengunjungi Universiti Utara Malaysia (UUM).

Kegiatan ini akan mencakup berbagai agenda yang sangat bermanfaat, termasuk pertukaran pengetahuan dan wawasan, serta pameran produk-produk yang telah dikembangkan oleh mahasiswa binaan FEB USK di Malaysia.

“Setelah fase pertama kegiatan ini selesai, maka pada tahun 2024 yang akan datang, akan ada kunjungan balasan dari pihak pengusaha mahasiswa dari UUM ke FEB USK. Dalam kunjungan itu, mereka akan menjalani kegiatan yang serupa dan melanjutkan kolaborasi yang telah dimulai sebelumnya, jelas Iskandarsyah Madjid, kepada KBA.ONE, melalui pesan WhatsApp, Kamis 12 Oktober 2023.

Kerjasama ini menandai komitmen kuat dari kedua universitas untuk mendukung perkembangan kewirausahaan dan bisnis mahasiswa mereka. Ini adalah langkah yang positif dalam menciptakan peluang yang lebih besar untuk mahasiswa yang berminat untuk memahami lebih dalam tentang dunia bisnis dan berkolaborasi dalam inisiatif bisnis yang relevan, kata Iskandarsyah.

Semoga kerjasama ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat. Inisiatif ini merupakan rangkain kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Malaysia yang dilaksanakan pada tanggal 9-15 Oktober 2023.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Dekan Fakultas Ekonomi FEB USK Prof. Faisal.

Kegiatan lain yang dilakukan adalah joint academic program dengan Universiti Sains Malaysia dan University kebangsaan Malaysia. Kegiatan PKM Internasional dilaksanakan di Kampung Aceh, Yan, Kedah Malaysia bersama dengan KOOP Sabena dan Kampung Aceh Management Center (KAMC), dua unit usaha yang dimiliki Masyarakat asal Aceh yang berdomisili di Yan, Kedah, Malaysia **

\\KBA.one

Disbudpar Aceh Prioritaskan Penguatan SDM Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif

Banda Aceh – Pengembangan Ekonomi Kreatif di Aceh butuh penguatan Sumber Daya Manusia sehingga Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kedepan menunda infrastruktur dan fokus pada penguatan SDM pelaku usaha ekonomi kreatif.

Itu disampaikan oleh Kadis Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal saat membuka Forum Group Discustion (FGD) Pengembangan Ekonomi Kreatif di Kyriad Muraya Hotel, Selasa 20 Juni 2023.

Almuniza menyebutkan saat ini dalam pengembangan ekonomi kreatif di Aceh sangat dibutuhkan kesiapan SDM dalam tata kelola kegiatan usaha UMKM khususnya kegiatan usaha ekonomi kreatif, jelas Almuniza.

“Kita masih terkendala kesiapan SDM dalam bidang usaha kreatif masih terkunci dengan mindset tradisi lama yang melemahkan kemajuan usaha, padahal saat ini kita harus mampu membungkam hal – hal yang mengganggu kemajuan sebuah usaha,” kata Almuniza.

Dia memberi contoh dalam pengelolaan pantai dengan menjual suasana alam yang indah namun masih ada tradisi membiarkan ternak hewan berkeliaran dan area usaha terkesan jorok, “jika itu masih dipertahankan berarti kawasan itu akan ditinggal,” katanya.

Kemudian masih ada area lokasi publik tidak tersedia toilet yang bersih dan kurang tersedia tempat – tempat sampah sehingga dapat penilaian kurang sedap dari pengunjung.

Berbagai hal – hal lain terkait pelayanan dan kenyamanan pengunjung ke Aceh menjadi perhatian penting bagi penyedia jasa ekonomi kreatif di Aceh selain produk – produk dan jasa yang disiapkan perlu pelayanan optimal agar produk bisa sustainable di Aceh.

Peserta FGD Ekonomi Kreatif diikuti sebanyak 30 pelaku usaha ekonomi kreatif di Aceh dan nara sumber dari pembina Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Iskandarsyah Madjid dan Letjen TNI (Purn) M. Munir mantan Pangkostrad yang saat ini menjadi Komunitas Aneuk Muda Unggul dan Hebat (Amanah) serta juga beberapa nara sumber lainnya.

\\KBA.one

Produk UMKM Aceh Salah Satu Edukasi Generasi Selanjutnya

Banda Aceh – Direktur UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK, Dr. Iskandarsyah Madjid sebut, produk UMKM Aceh salah satu edukasi bagi generasi selanjutnya. 

Ia juga menyampaikan, ada dua hal yang menarik yakni kalau seandainya kita berkolaborasi bersama antara masyarakat Aceh dengan UKM di Aceh.

Jadi, setiap masyarakat Aceh di Jakarta beli produk UMKM Aceh melalui market place. Kalau sebulan masyarakat Aceh belanja Rp100.000,00 saja maka ada 200 juta setiap bulan mengalir ke Aceh.

“Yang paling penting adalah menyemangati teman-teman UMKM karena ada buyers setiap bulannya,” ucapnya dalam video kanal youtube pribadinya Iskandarsyah Madjid yang dikutip Dialeksis.com, Selasa (30/8/2022).

Katanya juga, menumbuhkan UMKM Aceh sama dengan menumbuhkan perekonomian Aceh, sehingga para UMKM tumbuh dan berkembang.

Produk UMKM ini menjadi edukasi di generasi selanjutnya, jangan sampai anak muda Aceh di Jakarta tidak tau lagi produk Aceh.

“Tidak hanya membeli produk luar tapi memproduksi sendiri, sehingga ada nilai tambah untuk Aceh,” ujarnya.

Tambahnya, kalau bukan kita siapa lagi yang memperkenalkan dan memproduksi produk Aceh. Maka dari itu, kita coba gunakan pendahulu kita guna membawa Aceh yang jaya, Aceh ngak miskin, dulu sumber kehidupan negara Indonesia ada di Aceh.

“Jangan lupa beli, pakai, dan bangga produk UMKM Aceh,” pungkasnya.

//Dialeksis.com